Mengamati koalisi partai politik yang
terjadi di Indonesia saat ini semakin menarik, layaknya gossip, isu koalisi
atau kerjasama antara partai politik dikemas sedemikian rupa dengan bumbu-bumbu
konflik politiknya. Terakhir PPP pasca mukernasnya menetapkan koalisi kepada
Prabowo Subianto, setelah kisruh konflik PPP, pemecatan pengurus PPP sampai
penonaktifan Ketua Umum Surya Dharma Ali, sampai islah dan mukernas, istilah
tukul “balik lagi ke Prabowo” juga.
Ya itulah politik, seolah tidak ada yang
tahu kemana partai politik akan melangkah kemana, sehingga ketika menjadi
berita akan menarik untuk disaksikan apalagi ditambah bumbu konflik kepentingan
yang ada. Saat ini yang masih dinanti oleh Partai Gerindra adalah bergabungnya
PAN dan PKS. Apabila PAN dan PKS benar bergabung dengan Gerindra maka, koalisi
besar Partai Islam akan terjadi PPP, PAN, PKS kecuali PKB. Kenapa PKB bergabung
kepada PDIP dan Nasdem? Dalam pandangan politik orang awam, karena PKB
mengincar kursi Cawapres Jokowi, lalu kapankah ditetapkannya Cawapres Jokowi,
Menunggu apa? Padahal sudah lama niat PKB untuk bergabung? Entahlah, apa
menunggu popularitas Jokowi naik terlebih dahulu dengan safari politiknya atau
dengan safari politik Jokowi menghimpun saran dan pendapat Cawapres manakah
yang pantas dan berhak mendampingi beliau? Entahlah.
Lalu Bagaimana Nasib Partai Golkar,
Demokrat dan Hanura (yang tetap eksis dengan Win-HT nya), sampai saat ini belum
terdengar kepastiannya, karena menunggu rapimnas Golkar dan Konvensi Demokrat.
Setelah penetapan perolehan suara partai Politik oleh KPU, dalam sidang plenonya
para aktivis partai seolah seperti teman dekat, saling bergurau, saling sitir
dan sebagainya, mungkin hal ini berbeda dengan kondisi dan suasana politik di
berbagai daerah. Perolehan suara memang sudah ditetapkan akan tetapi jumlah
kursi dan siapa yang akan maju ke DPR RI masih menajdi berdebatan dan Sengketa.
Kemungkinan Akhir Mei peta politik Pemilu Presiden dalam hal koalisi akan lebih
terlihat jelas.
Koalisi besar yang diusung oleh partai
Gerindra, dengan menjalin komukasi politik dengan partai golkar, selama
seminggu mejadi sorotan berbagai pihak, akan tetapi kabar terakhir terdapat
ketidaksepahaman beberapa program, apakah itu? Pasti tidak akan disampaikan ke public,
apakah jatah kekuasaan tidak sesuai, apakah ARB masih ngotot jadi Calon RI 1
atau kepentngan yang lain, apakah ekonomi kerakyatan yang diusung oleh partai
Gerindra bertentangan dengan pola ekonomi yang akan dibangun oleh Golkar? Lalu model
pembangunan ekonomi apa yang menjadi landasan pembangunan yang dimaksud oleh
Partai Golkar? Apakah Partai Golkar mendapat tawaran lebih menarik dari Partai
Demokrat? Bersambung….
0 komentar:
Posting Komentar