Pasca hasil quickcount beredar, banyak
sekali stasiun televisi dan media massa yang memberitakan tentang koalisi
partai-partai peserta Pemilu 2014 dalam Pemilu Presiden. Baru sebulan yang lalu
pakar politik berpendapat ada 3 poros kekuatan yaitu PDIP, GOLKAR dan GERINDRA,
ada juga yang berpendapat tentang alternative wacana poros tengah, yaitu
Partai-partai medium yang notabene berbasiskan masa islam atau partai dengan
asas keislaman. Koalisi antar partai politik memang selalu mendapat tempat
dalam pemberitaan, seolah menarik atau entah apa yang dipikirkan ketika partai
ini gabung ke partai itu, capres ini gak jadi menjadi capres, yang capres bisa
jadi cawapres karena perolehan suara atau kursi DPR RI nya sedikit, ada juga
capres dan cawapres tetap bersikukuh atau hanya mengiklankan saja atau
pencitraan meskipun suara partai politiknya rendah jika disbanding partai
politik lainnya.
Fenomena koalisi Partai ini mulai
melangkah di luar prediksi awal, semula terdapat 3 poros besar, sekarang
terdapat 2 poros yang menjalin komunikasi intens, yaitu Golkar dan Gerindra
serta santernya berita mengenai koalisi partai Islam, yang banyak menjadi
pertanyaan kemanakah Partai Demokrat akan melangkah? Partai politik selama 2
periode beruntun apakah siap menjadi oposisi, apa ikut bergabung dengan yang
lainnya. Hemat saya, bagi penguasa Negara selama 2 periode pasti tidak
serta-merta melepaskan (ikhlas) kekuasaannya begitu saja, lagi-lagi partai
demokrat mendapat ujian dalam mengambil keputusan, disamping perolehan suara
yang pas-pasan. Pergerakan koalisi ini akan lebih jelas terlihat dan mengkrucut
apabila penetapan Kursi DPR RI diumumkan oleh KPU. Kenapa?
Menurut analisis saya (meminjam istilah
sentilan sentilun), semua tidak terlepas bagi-bagi kursi! Hal tersebut
memperlihatkan bahwa partai politik berkoalisi setengah hati, meskipun pencitraannya
bukan koalisi, bagi-bagi kursi tapi kerjasama, karena kita memiliki program,
visi-misi, atau platform yang sama, dan alasan lainnya, ujung-ujungnya balik
lagi bagi-bagi kekuasaan, bagi-bagi kursi, bagi-bagi roti! Karena itulah MK
memutuskan untuk Pemilu 2019 akan dilaksankan Pileg dan Pilpres Langsung! Clear
& Jelas! Kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi
(Kayak Slogan Partai ya?! Hehehe). Ya kalau bukan sekarang partai politik untuk
berkoalisi sesuai platform, visi misi, program aksi, kapan lagi! Kalau bukan
partai politik yang berbenah diri atas dirinya sendiri, lalu siapa lagi yang
harus dibenahi? Oknum????
Semoga koalisi atau kerjasama yang nanti
benar-benar dilakukan oleh Golkar dan Gerindra berdampak positif. Sudah saatnya
partai-partai politik yang ada sedikit menurunkan egonya, karena jelas dalam
kurun waktu 1 tahun banyak lembaga survey yang merilis survey kalau Jokowi dan
Prabowo lah yang dikehendaki Rakyat untuk bertarung menjadi RI 1, maka silahkan
partai lain merapat kekedua kubu tersebut. Jangan memunculkan tokoh baru dengan
pencitraan di media yang begini, begitu seolah-olah dia dikehendaki oleh Rakyat
Indonesia atau mengatasnamakan Rakyat! Orientasi Politik lebih baik didasarkan
bagaimana ikut berperan aktif dalam membangun bangsa dan Negara, bukan
mempertahankan kekuasaan atau posisinya atau tujuan pribadi. Sudah saatnya para
politikus bersikap lebih dewasa sekarang! Kenapa seorang ketua dewan perwakilan
rakyat tidak terpilih oleh rakyat, silahkan direnungkan! Ada yang aneh?!
0 komentar:
Posting Komentar