Metode Pengambilan Sampel Quick Count

Quick Count adalah penghitungan cepat perolehan suara berdasarkan sampel. Jadi hasil dari Quick Count dapat mencapai ketepatan atau akurasi tinggi apabila dalam penentuan sampel QuickCount mewakili fakta dilapangan sesuai dengan populasi yanga ada. Jadi dalam menentukan sampel diperlukan beberapa langkah, yaitu pertama, pemetaan sosio cultural masyarakat. Pemetaan ini sangatlah luas, bisa dilihat dari pembagian wilayah pemilihat, jumlah pemilih laki-laki dan perempuan, berdasarkan pekerjaan, tingkat pendidikan. Hal ini untuk menentukan bahwa pemilih di suatu wilayah adalah heterogen atau homogenya calon pemilih.


Kedua, penentuan jumlah sampel yang mewakili populasi. Misalkan jumlah populasi pemilih suatu wilayah sebanyak 900.000 pemilih, maka berapa sampel yang akan diambil bisa jadi 4.000, 400 dan sebagainya, selain berdasarkan populasi pemilih, juga dapat ditentukan berdasarkan populasi jumlah TPS yang ada. Ketiga, penentuan tingkat keyakinan atau sampling error, bisa ditentukan 1-5%.

Penentuan jumlah dan sampel TPS dalam Quick Count adalah langkah awal yang sangat penting dan dapat mempengaruhi hasil dari Quick Count. Apabila pengambilan sampel TPS tidak ideal sesuai dengan tingkat populasi TPS yang ada maka hasil Quick Count dapar diragukan kebenarannya atau tingkat akurasinya. Jadi dalam mengambil sampel tidak begitu besar atau sedikit dari populasi yang ada. Semakin besar sampel yang digunakan maka semakin besar biaya yang akan dikeluarkan, semakin sedikit sampel yang digunakan maka keakurasian dan keabsahannya diragukan. Maka diperlukan metode khusus dalam pengambilan sampel ini. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan atau dapat menjadi rumusan pengambilan sampel adalah jumlah populasi, tingkat kepercayaan terhadap responden, keragaman populasi (melihat struktur wilayah, ekonomi, pendidikan masyarakat) dan penentuan sampling error (1-5%) semakin kecil sampling error yang digunakan maka hasil Quick Count akan semakin akurat juga.

Ada beberapa metode, teknik atau proses pengambilan sampel, yaitu metode random sampling, stratified random sampling, cluster random sampling, metode purposive dan masih banyak metode yang dapat digunakan dalam mengambil sampel sebuah penelitian. Penggunaan metode-metode ini apabila disesuaikan dengan karakteristik wilayah dan masyarakat yang ada maka akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Untuk pelaksanaan Quick Count dengan melihat struktur wilayah biasanya menggunakan metode stratified random sampling dalam menentukan sampel. Penarikan sampel acak terstruktur memiliki keunggulan daripada metode random sampling, metode stratified random sampling dapat merefleksikan lebih akurat parameter populasi apabila dibandingkan dengan metode sampling acak sederhana. Penentuan sampel ini tidak diperlukan lagi apabila kita menggunakan metode live quick count atau realquick count yang berarti mensurvei atau menghitung seluruh TPS yang ada.


Share on Google Plus

About Saifudien Djazuli

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar