Secara umum karakteristik utama dan otomotif
atau kendaraan sebagai sarana transportasi adalah suatu kendaraan yang
dapat dipakai untuk berpindah dan satu tempat ke tempat lain dengan
waktu yang relatif singkat dan aman serta nyaman bagi penggunanya.
Aman disini dalam pengertian melindungi penggunanya terhadap
aktifitas pergerakan itu, misalnya
terpaan angin, air hujan. Nyaman dalam konteks adanya sarana bagi pengguna dalam menjalankan kendaraan tersebut. Aspek waktu yang relatif singkat dipecahkan dengan penggunaan tenaga penggerak yang banyak jenisnya (disesuaikan dengan kebutuhan), sedangkan aspek aman diterjemahkan dengan adanya body kendaraan lengkap dengan atapnya. Untuk aspek kenyamanan dapat diterjemahkan dengan adanya sarana duduk bagi pengemudi atau penumpang.
Namun dalam perkembangannya seperti yang sudah disinggung pada bagian awal
tulisan ini, karakter tersebut telah mengalami pergeseran. Sehingga demi
menghadirkan tampilan
kendaraan yang sesuai dengan angan atau citra idolanya, para pemilik
kendaraan itu rela untuk mengorbankan kenyamanannya.
Citra visual
dan masing masing golongan kendaraan tersebut di atas sangat
determinan. Kendaraan sedan
penumpang yang ada kini
cenderung berbentuk stream line dan
aerodinamis dengan ciri berpintu empat.
Perbedaan signifikan dengan kendaraan sedan sport yang masuk ke
Indonesia adalah dalam jumlah pintu. Kendaraan sport hanya berpintu dua.
Ciri visual yang membedakan
kendaraan sport dengan sedan penumpang biasa adalah kecenderungan
bentuknya yang lebih ramping, yang memberikan kesan cepat.
Realitas yang berkembang
kini di masyarakat adalah terjadinya perancuan ciri
visual pada kendaraan. Banyak terjadi penceperan (perendahan) kendaraan dengan tujuan untuk meniru tampilan visual kendaraan balap khusus trek BTCC Sejenis
balap mobil di Inggris dengan menggunakan
basis mobil standar pabrik yang
suspensinya direndahkan untuk tujuan peningkatan kestabilan pada saat
kecepatan tinggi). Di Indonesia berbagai jenis kendaraan non
sport dimodifikasi agar menjadi serendah mungkin, hal ini umumnya
dilakukan oleh para remaja yang
berasal dari golongan keluarga menengah ke atas. Varian kendaraan yang mereka rubah adalah semua jenis , baik
itu jenis kendaraan angkutan barang, minibus, jip,
sampai kendaraan keluarga milik orang tua mereka.
Warna dan
bentuk yang tampak dalam visualisasi badan kendaraan merupakan
suatu representasi dari citra visual
ideal yang umum dipergunakan pada
kendaraankendaraan untuk fungsi
tertentu. Citra ideal tersebut
kemudian berkembang menjadi konsep
bentuk kendaraan yang menjadi target para pemodifikasi. Menurut Jung, sebagai berikut:
composite of all creative instincts and impulses
and the entire motivating force of human conduct. According to
his theories, the unconscious is composed of two parts; the
personal unconscious, which contrains the results of the individual's entire experience, and the collective unconscious, the reservoir of the experience of the
Gabungan dari insting kreatif dan dorongan motivasi manusia cenderung
menjadi pengarah tindakan seseorang. Dan
ketidak sadar an seseorang akan hal
ini yang ditambah dengan pengalamannya
menjadi pendorong gerak kehidupan
xnanusia itu sendiri. Dimana hal ini
ditangkap dalam bentuk
pencerapa2nnya terhadap citra yang
sempit. Dengan demikian
karena adanya keinginan orang untuk menjadi sesuatu,
sementara orang tersebut tidak bisa mencapainya, maka dalam dunia mentalnya
is mengambil jalan pintas untuk mencapainya yaitu dengan meniru
tampilannya saja. Impiannya untuk menjadi pereli dunia, namun
karena hal itu tidak bisa dicapai; maka yang ditiru adalah bentuk
kendaraannya saja.
Seperti pada contoh gambar di atas; pada gambar 7
adalah gambar dari salah satu kejuaraan dunia yang bentuk
kendaraannya jadi model modifikasi kendaraan yang banyak ditiru. Ciri
utamanya berupa sayap depan (spoiler) yang landai dengan lubang pendingin
ruang mesin yang besar. Ciri ini diaplikasikan pada sebuah kendaraan
sedan (gambar 8), lengkap dengan penggunaan pelek dengan ukuran
lingkar besar (18 inch).
Contoh-contoh di atas bahwa p engalam an
merupakan suatu kesadaran dimana seseorang dapat menerima
interpretasi mental dan fisik dalam konteks mereka. Mereka merasakan
kepuasan dengan dapat duduk di dalam kendaraan yang secara visual
tampil seolah-olah sebagai kendaraan balap trek khusus, walaupun pada
kenyataannya mereka tidak mampu / dapat duduk di kendaraan yang
khusus untuk dipergunakan pada balap trek.
0 komentar:
Posting Komentar