Apa yang diharapkan dalam sebuah
investasi? Return, bagi hasil atau laba. Sebagaimana diketahui bersama bahwa
mengandalkan model konvesional mengelola keuangan dalam bentuk tabungan hanya
akan mengurangi nilai dari tabungan itu sendiri, karena tidak seimbangnya
tingkat bunga (bagi hasil) tabungan dengan inflasi. Oleh karenanya, investasi
lah jawabannya.
Namun investasi bukanlah tindakan
sporadis alias tergesa-gesa. Investasi adalah tahap selanjutnya dalam pengelolaan kekayaan. Setelah kita berhasil dengan
baik dalam mengelola keuangan, barulah kita belajar untuk
sedikit demi sedikit untuk mulai berinvestasi.
Secara teori, portoflio investasi kita
harus bisa terbagi dalam tiga kategori; investasi jangka panjang, menangah atau
pendek. Mengetahui tujuan investai beserta resikonya lalu mengalokasikannya
dalam kategori yang tepat adalah lebih dari separuh keberhasilan dalam
berinvestasi.
Investasi jangka panjang.
Dengan jangka minimal 5 tahun, maka
beberapa pilihan investasi yang mungkin adalah rumah, emas, tanah, asuransi,
saham atau reksadana.
Untuk reksadana, ada baiknya menjatuhkan
pilihan kepada reksadana saham disebabkan nilai masa depan yang akan bertambah.
Karena secara terori, perekonomian diharapkan akan semakin baik di masa depan
(termasuk kondisi perusahaan yang tercermin dari nilai sahamnya), sehingga
reksadana saham pun prospektif untuk tipe jangka panjang. Selain itu, tingkat
fluktuatif yang tinggi dari saham (day per day) namun secara
kecenderungan akan tetap naik.
Jika memungkinkan dan berani mengambil
resiko, jatuhkan opsi pada saham sekalian (bukan hanya via
reksadana). Targetnya jelas, minimal 5 tahun. Prakteknya, pilih seksama
reksadana (atau saham) yang prospektif, beli dan lupakan investasi yang baru
saja dilakukan!
Untuk asuransi, jangan sampai terjebak
dengan iming-iming mendapatkan claim yang besar, apalagi jika kita sudah
tercover dalam asuransi di kantor. Kuncinya harus cerdas dalam memilihasuransi, tidak termakan bujukan asuransi sehingga terjadi dualisme asuransi
berjalan yang mubazir. Sebisa mungkin pisahkan antara urusan asuransi dengan
investasi (karena banyak yang menawarkan asuransi sekaligus investasi), supaya
fokus sesuai dengan tujuan masing-masing.
Hasil setelah periode, bisa ditujukan
untuk pendidikan anak, upgrading rumah, kendaraan, atau memberbesar skala
usaha.
Investasi jangka menengah.
Dengan jangka antara 1 hingga 5 tahun, maka beberapa pilihan investasi yang mungkin adalah emas, asuransi, atau reksadana.
Untuk reksadana, pilihan bisa jatuh pada
reksadana jenis campuran. Dengan tingkat resiko yang lebih kecil dari reksadana
saham (pastinya return yang lebih kecil juga), namun tingkat fluktuatifnya
tidak sedramatis reksadana saham. Opsi campuran bisa disesuaikan sesuai
dengan profil resiko yang ingin di ambil. Misal, untuk yang lebih berat ke high
risk high return maka porsi reksadana saham yang dominan. Untuk yang bertipe
konservatif, maka opsi pendapatan tetap (obligasi) yang dominan.
Pilihannya jelas,
dengan jangka yang menengah maka return yang diharapkan juga jangan terlalu
tinggi. Tujuannya jelas, untuk meningkatkan nilai (manfaat) dari keuangan kita
dibandingkan hanya di tabungan. Hasilnya, bisa ditujukan untuk membeli rumah
atau kendaraan pertama, rencana pendidikan pasca sarjana atau tambahan modal
usaha baru sebelum mengundurkan diri dari perusahaan.
Investasi jangka pendek.
Dengan jangka maksimal 1 tahun, maka
pilihan investasi yang mungkin adalah deposito atau reksadana.
Apa tujuan hasil investasi model seperti
ini? Misal untuk menikah, beli rumah atau kendaraan yang direncanakan tahun
depan. Sesuai dengan time bound 1 tahun, maka tujuan investasi ini untuk
mendapatkan return setidaknya lebih besar dibandingkan tabungan konvensional.
Sehingga sekalipun tergerus inflasi, tidak besar. Atau sebisa mungkin menjaga
nilai return di atas sedikit dari prediksi inflasi.
Untuk reksadana,
pilihannya jatuh ke reksadana pendapatan tetap. Sesuai dengan namanya, obyek
dari reksadana ini adalah surat utang atau obligasi yang berpendapatan tetap
dimana kisaran tipis di atas rata-rata inflasi (6% per tahun).
Untuk deposito,
pilihannya daripada mandeg di tabungan biasa yang return-nya minimalis.
Makanya, kita pun harus jeli menghitung profil deposito. Dan berdasarkan
pengalaman, profil deposito di bank syariah secara
umum masih lebih tinggi return-nya dibandingkan bank konvesional.
Selain pertimbangan
waktu diatas, ada satu pertimbangan lagi yang sebaiknya digunakan dalam
berinvestasi, yaitu moral investasi. Maksudnya, tidak tamak (greedy)
dalam berinvestasi dan tetap memegang norma. Baik lewat jalur amal kepada yang
membutuhkan atau pilihan investasi dengan perangkat syariah. Return
tinggi memang tujuan, tapi keberkahan dalam
investasi adalah priceless.
Sekali lagi,
mengetahui tujuan investai beserta resikonya lalu mengalokasikannya dalam
kategori yang tepat adalah lebih dari separuh keberhasilan dalam berinvestasi.
Satu kunci terakhir
untuk investasi, berani. Berani mengambil keputusan beserta resikonya. Selamat berinvestasi.
0 komentar:
Posting Komentar