Perkembangan Teori Manajemen

Walaupun perkembangan ilmu dan teori manajemen lebih banyak dipengaruhi oleh kebutuhan perkembangan bisnis, tapi pada dasarnya organisasi di luar bisnis (publik) dapat memanfaatkan perubahan-perubahan tersebut. Hingga saat ini teori manajemen sudah berkembang hingga generasi kelima (V), walaupun istilah sebenarnya kurang tepat, barangkali lebih tepat disebut sebagai perbedaan pendekatan paradigma.



Secara sistematis perkembangan teori manajemen tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
§  Generasi Manajemen I
Sebutan                  :  Jungle management = Manajemen berbuat (by doing)
Ciri Utama             : Mengerjakan sendiri segala sesuatu (doing things by our self)
Sumber Kekuatan  :   Diri sendiri
Tipe Organisasi      :  Kepemilikan
Konsep Dasar         : -
§  Generasi Manajemen II
Sebutan                  :  Manajemen kendali (by directing)
Ciri Utama             : Mengerjakan sesuatu melalui orang lain (doing things through  by the other people)
Sumber Kekuatan  :  Pemimpin
Tipe Organisasi      :  Feodal hirarkies/kepemilikan (step hierarchy)
Konsep Dasar         :  -
§  Generasi Manajemen III
Sebutan                  :  Manajemen hasil (by result)
Ciri Utama             :  Menggunakan target kuantitatif
Sumber Kekuatan  :  Pemimpin dan tim kerja
Tipe Organisasi      :  Struktural/ fungsional
Konsep Dasar  :  Pembagian kerja, interst pribadi, dan penghargaan untuk pekerjaan/tugas
§  Generasi Manajemen IV
Sebutan                  :  Manajemen kreativitas nilai (value craetive)
Ciri Utama             :  Menggunakan target kualitatif, kepuasan pelanggan atau pekerja
Sumber Kekuatan  :  Nilai-nilai yang disepakati bersama
Tipe Organisasi      :  Struktural/fungsional dengan modifikasi (komputerisasi)
Konsep Dasar         :  Pembagian manajerial, pemisahan pemilik dan manajer,  pemisahan cara berpikir dan berbuat, dan otomatisasi
§  Generasi Manajemen V
Sebutan                  : Manajemen pengetahuan dan jaringan antar manusia (knowladge and human networking)
Ciri Utama             :  Menggunakan keunggulan peroarangan dalam kerjasama (jaringan)
Sumber Kekuatan  :  Jaringan antar profesional
Tipe Organisasi      :  Jaringan antar manusia (human networking)
Konsep Dasar         :  Jaringan kelompok, proses kerja terintegrasi, pengaturan dan pemilihan waktu yang manusiawi, kesatuan fokus tugas/tim kerja sesuai dengan kondisi.

(Sumber: diolah dari Joiner, 1994; Savage, 1990)

Sementara itu, Peter F. Drucker melihat perkembangan manajemen dilihat dari sudut tranformasi sosial sebagai berikut:
1.     Abad 21 ini adalah abad transformasi sosial dengan kecenderungan: (a) Terjadi perubahan struktur sosial dan transformasinya, misalnya kebangkitan dari pekerja kerah biru (blue collor) menuju kebangkitan pekerja. (b) Munculnya masyarakat berpengetahuan dengan ciri bekerja dalam organisasi dan jaringan-jaringan masyarakat karyawan yang luas, dan relatif makin berkurangnya pekerjaan tetap seumur hidup. (c) Masyarakat berpengetahuan yang terdiri dari 3 sektor yakni: sektor publik (pemerintah), sektor swasta (bisnis) dan sektor sosial (stake holders lainnya). (Drucker, 1994:201).
2.     Ciri manajemen yang akan dan seharusnya dilakukan ialah ilmu dan terapan manajemen yang menyesuaikan diri dengan transformasi sosial tersebut, yakni pengembangan “manajemen dalam masyarakat jaringan/berpengetahuan” dengan upaya-upaya antara lain: (a) Mempelajari asumsi-asumsi terhadap lingkungan, visi, misi dan core business (andalan utama bisnis atau sasaran publik), harus sesuai dengan realita. (b) Teori-teori bisnis (termasuk publik) harus diketahui dan dipahami seluruh jaringan organisasi dan terus menerus diuji mengingat perkembangan lingkungan yang cepat dan sukar diprediksikan. (c) Perencanaan yang tepat untuk menghadapi ketidakpastian dalam berbagai dimensinya. (d) Organisasi bisnis (dan publik) harus mampu menggali sumber-sumber daya dan pengetahuan dan kemampuan manusianya, agar dapat memberi respon ketika peluang-peluang muncul (yang sering tidak terduga datangnya). (e) Untuk mengadaptasi masyarakat jaringan, harus dijawab dengan berbagai rekayasa yang berorientasi dan berkualitas jaringan, seperti kemitraan, pelimpahan kepada pihak luar (out sourcing), perampingan (downsizing), pendataran organisasi (leaning), aliansi, manajemen mutu terpadu (total quality management), penetapan standar mutu baru (benchmarking), langkah-langkah strategis/keputusan-keputusan strategis, pemanfaatan konflik secara positif, manajemen sumber daya manusia, berbagai model pemberdayaan (empowerment) dalam jaringan, unit, tim, yang ditunjang sistem informasi, dan rekayasa manajemen lainnya yang sesuai. Tujuannya adalah menyambut era baru, masyarakat baru, dengan organisasi jaringan yang bersifat majemuk, otonom, menghargai kualitas perorangan dalam bekerja sama. (Drucker, 1997:21-30, 39-44, 63-70 dan 93-100).
Share on Google Plus

About Saifudien Djazuli

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar